Mengapa Perusahaan Kelapa Sawit Enggan Menggunakan Pupuk Swasta?

 

Seorang kepala agronomis menuturkan pengalamannya buruknya menggunakan pupuk majemuk (NPK) dari pihak ketiga. Setiap kali diuji laboratorium kandungan nutrisinya tidak tercapai, bahkan penurunan kadarnya bisa mencapai 30 %. Sementaranya menurutnya pemupukan yang tepat menjadi kunci berhasilan meraih produksi perkebunan kelapa sawit yang optimal.

Dari pengalaman tersebut sehingga perusahaan tersebut memilih menggunakan pupuk tunggal dan memproduksi sendiri. Sehingga mutunya lebih dapat terkontrol.

“Itu sebab saya sudah agak apatis  kegiatan pemasaran pupuk. Saya meyakini sampel yang disampaikan bakal berbeda dengan yang disalurkan, apalagi dalam skala besar. Kami sudah mengalami hal itu dan mengembalikan hampir 60 % pupuk yang dikirimkan kepada penyedia karena mutunya tidak sesuai. Padahal pada saat sampling dan demplot hasil ujinya cukup bagus”, jelasnya.

Tentu ini menjadi masukan bagi yang ingin berbisnis pupuk khususnya perkebunan kelapa sawit. Mutu adalah yang utama. Memasarkan pupuk tidak sesuai label selain merugikan konsumen, juga tindakan berpotensi mendapatkan sanksi hukum. Tentu perlu kecermatan pengguna pupuk serta pengawasan dari pemerintah.

Apakah Setiap Pupuk yang Beredar Wajib Berizin?

 
Ada anggapan bahwa seluruh pupuk yang beredar wajib memiliki izin. Namun berdasarkan ketentuan yang berlaku ada beberapa jenis peredaran pupuk yang tidak perlu teregister di Kementerian Pertanian.

Hal ini berlaku untuk pupuk yang diproduksi dan digunakan sendiri, maka tidak perlu memiliki izin edar. Ini lazim pada perusahaan kelapa sawit yang memproduksi pupuk yang digunakan di kebunnya sendiri.

Sementara pupuk yang digunakan di tingkat desa, dari di kalangan 1 kelompok tani atau penjualan distibusi tingkat lokal tidak perlu memiliki izin.

Namun ketika produsen pupuk ingin menjual secara luas dan lintas desa atau kebupaten wajib memiliki izin edar. Selain itu untuk pupuk yang ingin digunakan di program pemerintah selain mengantungi izin edar namun juga terdaftar di ekatalog.

Trik Produsen Pupuk Perkebunan Akses Program Trilyunan Rupiah

 
Ternyata saat ini, terdapat alokasi dana untuk peremajaan dan sarana prasarana perkebunan kelapa sawit melalui Badan Pengelolaan Dana Perkebunan.  Angkanya mencapai Rp. 6 T,  dengan asumsi 30 persennya untuk pupuk, maka menyentuh angka Rp 1,8 T.  Ironisnya setiap tahun dana tersebut hanya terserap sebesar 30 persen.

Tentu peluang ini bisa digarap oleh produsen pupuk. Lalu seperti apa trik untuk bisa mengakses bantuan ini?

Pertama, awali dengan memastikan pupuk yang diproduksi pas untuk kelapa sawit dan memiliki izin edar. Ingat, karena ini menyangkut dana yang dialokasi lembaga negara maka pengawasannya akan sangat ketat.

Kedua,  mengingat akses program ini membutuhkan kelembagaan petani, salah satunya koperasi, maka produsen pupuk perlu mefasilitasi pembentukan koperasi kelapa sawit. Lalu petani-petani swadaya dapat bergabung ke dalam lembaga tersebut agar dapat memperoleh bantuan.

Ketiga, fasilitasi petani anggota koperasi untuk mengakses bantuan tersebut. Salah satunya dalam penyusunan RAB. Di sini produsen pupuk dapat memasukkan komponen penyediaan pupuk dengan formula yang sesuai dengan produknya. Lalu berikan pendampingan sampai dengan pencairan

Keempat, setelah dana teralokasi yang kemudian koperasi mengelolanya, maka penyediaan pupuk dapat diarahkan ke produk dari produsen yang telah membantu pengusulan. Tentu saja dengan catatan produk harus bermutu dan harga sesuai dengan pasar.

Dengan cara smart ini maka produsen pupuk bisa mendapatkan pasar yang cukup besar, dan berkelanjutan. Kabar buruknya, belum banyak perusahaan pupuk yang memiliki ide seperti ini.

 

Ini Dia Kunci Sukses Meledakkan Penjualan Pupuk, Kejujuran!

 

Kami sering mendapatkan brosur dari sejumlah perusahaan perusahaan pupuk dengan formula yang sama, yakni NPK 15-15-15, NPK 17-17-17, dekomposer dan produk lainnya. Namun tidak semua dari produk tersebut sukses mendapatkan pasar. Mengapa demikian?

Jika kami ditanya apa rahasia sukses memasarkan pupuk, jawabnya kejujuran. Beberapa kali kami melakukan pengujian lab terhadap pupuk organik atau anorganik mendapati kandungan tidak sesuai label. Bahkan ironisnya, kami pernah menguji pupuk hayati cair dan hasil labnya tidak menemukan mikroorganisme apapun. Alias hanya cairan biasa.

Dalam banyak kasus, produsen pupuk menyampaikan sampel yang cukup bagus saat pendekatan. Saat diujicobakan tentu saja hasilnya signifikan. Hanya saja, saat pesanan datang dan pengiriman dalam jumlah besar, mutu pupuk mulai berkurang secara drastis. Dampak kemudian tidak terlihat pada tanaman.

Jadi rahasia penjualan pupuk ada pada komitmen produsen pupuk untuk menjual produk berkualitas. Pemilik pabrik yang memasarkan produknya dengan harga murah, kemudian mengurangi volume dan kandungan saat penyaluran untuk mendapatkan keuntungan, akan tergerus dalam persaingan. Itu juga menjelaskan mengapa salah satu brand luar laris manis walaupun harga lebih mahal.

Jadi ingin menaklukkan hati konsumen? Jangan over claim. Cukup pastikan mutu yang Anda janjikan dapat terpenuhi. Buatkan mekanisme monitoring yang transparan yang memastikan konsumen dapat mengetahui mutu pupuk secara real time. Ada perusahaan yang berani membagikan alat uji mutu mobile kepada konsumennya dan siap menganti jika kualitas barang yang diterima tidak sesuai.